Jumat, 12 Agustus 2011

Pertanyaan Tentang Penyakit Mega Kolon Penyakit Hisprung


  • Apa yang dimaksud dengan mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Mega kolon/penyakit hisprung adalah suatu penyakit yang terjadi karena adanya permasalahan pada persyarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Syaraf yang berguna untuk membuat usus bergerak melebar dan menyempit biasanya tidak ada sama sekali atau kalaupun ada sedikit sekali.

  • Gejala-gejala apa saja yang terjadi pada pasien dengan mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Gejala-gejala yang terjadi pada pasien mega kolon/penyakit hisprung antara lain:
    • Pada bayi yang baru lahir tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir)
    • Tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir, perut menggembung, muntah
    • Diare encer (pada bayi baru lahir)
    • Berat badan tidak bertambah
    • Malabsorpsi

  • Apa penyebab dari terjadinya mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Beberapa penyebab mega kolon/penyakit hisprung antara lain:
    • Keturunan, karena penyakit ini merupakan penyakit bawaan sejak lahir
    • Faktor lingkungan
    • Tidak adanya sel-sel ganglion dalam rectum atau bagian rectosigmoid kolon
    • Ketidak mampuan sfingter rectum berelaksasi

  • Bagaimana patofisiologi dari mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Patofisiologi dari mega kolon/penyakit hisprung adalah:
  • Manifestasi klinis apa yang terjadi pada bayi dan anak-anak dengan mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Manifestasi klinis pada bayi dan anak-anak antara lain:
    • Konstipasi
    • Diare berulang
    • Tinja seperti pipa, berbau busuk
    • Distensi abdomen
    • Gagal tumbuh

  • Diagnosis atau masalah keperawatan apa yang terjadi pada anak dengan mega kolon/penyakit hisprung prapembedahan?
    Jawaban:
    Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan mega kolon/penyakit hisprung prapembedahan antara lain:
    • Konstipasi
    • Kurang volume cairan dan elektrolit
    • Gangguan kebutuhan nutrisi
    • Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

  • Pemeriksaan apa saja yang biasa dilakukan pada pasien dengan mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada pasien dengan mega kolon/penyakit hisprung antara lain:
    • Rontgen perut (menunjukkan pelebaran usus besar yang terisi oleh gas dan tinja)
    • Barium enema
    • Manometri anus (pengukuran tekana sfingter anus dengan cara mengembangkan balon di dalam rektum)
    • Biopsi rectum (menunjukkan tidak adanya ganglion sel-sel saraf)

  • Jelaskan penatalaksanaan pada pasien mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Penatalaksanaan pasien dengan mega kolon/penyakit hisprung antara lain:
    • Pembedahan:
      Pembedahan pada mega kolon/penyakit hisprung dilakukan dalam dua tahap. Mula-mula dilakukan kolostomi loop atau double barrel sehingga tonus dan ukuran usus yang dilatasi dan hipertrofi dapat kembali normal (memerlukan waktu kira-kira 3 sampai 4 bulan).
    • Konservatif
      Pada neonatus dengan obstruksi usus dilakukan terapi konservatif melalui pemasangan sonde lambung serta pipa rectal untuk mengeluarkan mekonium dan udara.


    • Tindakan bedah sementara
      Hal ini dilakukan pada pasien neonatus, pasien anak dan dewasa yang terlambst didiagnosis dan pasien dengan enterokolitis berat. Kolostomi dibuat di kolon berganglion normal yang paling distal.

  • Perawatan apa yang dilakukan pada pasien dengan mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Perawatan yang dilakukan pada pasien dengan mega kolon/penyakit hisprung antara lain:
    • Pada kasus stabil, penggunaan laksatif sebagian besar dan juga modifikasi diet dan wujud feses adalah efektif
    • Obat kortikosteroid dan obat anti-inflamatori digunakan dalam mega kolon toksik. Obat ini tidak memadatkan dan tidak menekan feses menggunakan tuba anorectal dan nasogastrik.

  • Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan biopsi rectal pada pasien mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Pemeriksaan biopsi rectal digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion.

  • Hasil apa yang didapatkan dari pemeriksaan radiologi pada pasien dengan mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Hasil yang didapatkan pada pemeriksaan radiologi adalah:
    • Pada foto polos abdomen memperlihatkan obstruksi pada bagian distal dan dilatasi kolon proksimal
    • Pada foto barium enema memberikan gambaran yang sama disertai dengan adanya daerah transisi diantara segmen yang sempit pada bagian distal dengan segmen yang dilatasi pada bagian yang proksimal. Jika tidak terdapat daerah transisi, diagnosa penyakit mega kolon/penyakit hisprung ditegakkan dengan melihat perlambatan evakuasi barium karena gangguan peristaltik.

  • Jelaskan tiga prosedur yang dilakukan dalam penatalaksanaan pembedahan pasien mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Tiga prosedur dalam pembedahan diantaranya:
    • Prosedur duhamel
      Dengan cara penarikan kolon normal ke arah bawah dan menganastomosiskannya di belakang usus aganglionik, membuat dinding ganda yaitu selubung aganglionik dan bagian posterior kolon normal yang telah ditarik
    • Prosedur swenson
      Membuang bagian aganglionik kemudian menganastomosiskan end to end pada kolon yang berganglion dengan saluran anal yang dilatasi dan pemotongan sfingter dilakukan pada bagian posterior
    • Prosedur soave
      Dengan cara membiarkan dinding otot dari segmen rektum tetap utuh kemudian kolon yang bersaraf normal ditarik sampai ke anus tempat dilakukannya anastomosis antara kolon normal dan jaringan otot rektosigmoid yang tersisa

  • Apa penyebab penyakit mega kolon/penyakit hisprung yang terjadi pada orang dewasa?
    Jawaban:
    Mega kolon/penykit hisprung pada orang dewasa bisa disebabkan oleh
    • Mengambil obat-obat tertentu
    • Fungsi tiroid yang abnormal
    • Diabetes mellitus

  • Komplikasi apa yang bisa terjadi pada pasien dengan mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Enterokolitis merupakan komplikasi parah penyakit mega kolon/penyakit hisprung dengan angka mortalitas tinggi

  • Rencana tindakan apa saja yang diberikan pada setiap kemungkinan diagnosa yang ditegakkan pada prapembedahan pasien mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Rencana tindakan yang diberikan berdasarkan diagnosanya antara lain:
    • Konstipasi
      Tindakannya:
      • Monitor terhadap fungsi usus dan karakteristik feses
      • Berikan spoling dengan air garam fisiologis bila tidak ada kontraindikasi lain
      • Kolaborasi dengan dokter tentang rencana pembedahan
    • Kurang volume cairan dan elektrolit
      Tindakannya:
      • Lakukan monitor terhadap status hidrasi dengan cara mengukur asupan dan keluaran cairan tubuh
      • Observasi membran mukosa, turgor kulit, produksi urine, dan status cairan
      • Kolaborasi dalam pemberian cairan sesuai dengan indikasi
    • Gangguan kebutuhan nutrisi
      Tindakannya:
      • Monitor perubahan status nutrisi antara lain turgor kulit, asupan
      • Lakukan pemberian nutrisi parenteral apabila secara oral tidak memungkinkan
      • Timbang berat badan setiap hari
      • Lakukan pemberian nutrisi dengan tinggi kalori, dan tinggi protein

  • Diagnosis apa yang bisa ditegakkan pada pasien pasca pembedahan dengan mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Diagnosa yang dapat ditegakkan pasca pembedahan antara lain:
    • Nyeri
    • Risiko infeksi
    • Risiko komplikasi pasca pembedahan

  • Apa tujuan pemeriksaan manometri anorectal pada pasien mega kolon/penyakit hisprung?
    Jawaban:
    Pemeriksaan manometri anorectal digunakan untuk mencatat respon refluks sfingter internal dan eksternal

  • Mengapa nyeri bisa terjadi pada pasca pembedahan pasien mega kolon/hisprung?
    Jawaban:
    Nyeri bisa terjadi pada pasca pembedahan dikarenakan efek dari insisi, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya tanda nyeri seperti ekspresi perasaan nyeri, perubahan tanda vital, pembatasan aktivitas.

  • Apa yang harus dilakukan apabila mega kolon/hisprung terjadi pada bayi yang berumur 6-12 bulan?
    Jawaban:
    Bila umur bayi antar 6-12 bulan, dilakukan dengan cara memotong usus aganglionik dan menganastomisikan usus yang berganglion ke rectum dengan jarak 1 cm dari anus.

  • Apa yang dimaksud dengan mega kolon/penyakit hisprung segmen panjang dan mega kolon/penyakit hisprung segmen pendek?
    Jawaban:
    Yang dimaksud dengan mega kolon/penyakit hisprung segmen panjang apabila segmen aganglionosis melebihi sigmoid sampai seluruh kolon.
    Sedangkan yang dimaksud dengan mega kolon/penyakit hisprung segmen pendek apabila segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid.

DAFTAR PUSTAKA

Dudley, Hugh A. F (Ed). 1992. Ilmu Bedah Gawat Darurat. Yogyakarta: UGM.
Isselbacher, dkk. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:EGC.
Rudolph, Abraham M.,dkk. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Jakarta: EGC.
Sabiston. 1994. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.

Kamis, 11 Agustus 2011

Tumor Tulang

Definisi

Osteosarcoma adalah tumor tulang yang pada umumnya menyerang tulang panjang di sekitar lutut.

Pathofisiologi

Osteosarcoma termasuk tumor ganas yang agresif, terutama ditemukan pada masa remaja. Keganasan sel pada mulanya berawal pada sumsum tulang dari jaringan sel tulang ( sarcoma ) hingga sel-sel tulang pada nodul-nodul limfe, ginjal, dan hati yang mengakibatkan adanya pengaruh aktivitas hamateotik sum-sum tulang sehingga sel-sel plasma yang belum matang terus membelah dan terjadi penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol lagi. Tanda fisik terdapat benjolan pada daerah dekat sendi yang sering kali sangat besar, nyeri saat ditekan dan tampak pelebaran pembuluh darah pada kulit di permukaannya. Tidak jarang pula menimbulkan efusi pada sendi yang berdekatan.

Gejala klinis

Terdapat benjolan
Rasa sangat nyeri bila ditekan,  bahkan saat tidak beraktifitas dan malam hari
Permukaan kulit nampak lebam/bengkak
Penurunan gerakan sendi.

Penatalaksanaan

Penanganan osteosarcoma dapat dibagi atas dua bagian yaitu dengan kemoterapi dan dengan operasi.

Rabu, 10 Agustus 2011

Ileous Obstruktif

1. Apa pengertian Ileus Obstruktif?
Jawab :
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik.
2. Mengapa ileus obstruktif menarik untuk dipelajari?
Jawab :
a. Makin meningkatnya keterdapatan obstruksi ileus.
b. Diagnosa obstruksi ileus sebenarnya mudah dan bersifat universal; tetapi untuk mengetahui proses patologik yang sebenarnya di dalam rongga abdomen tetap merupakan hal yang sulit.
c. Bahaya strangulasi yang amat ditakuti sering tidak disertai gambaran klinik.
3. Apa saja etiologi Ileus Obtruktif?
Jawab :
1. Hernia inkarserata
2. Non hernia :
· Penyempitan lumen usus
1. Isi Lumen : Benda asing, skibala, ascariasis.
2. Dinding Usus : stenosis (radang kronik), keganasan.
3. Ekstra lumen : Tumor intraabdomen.
· Adhesi
· Invaginasi
· Volvulus
· Tumor
· Malformasi Usus
4. Bagaimana patofisiologi ileus obstruktif?
Jawab :
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akan terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan, pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi).
Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas makin bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang meningkat (hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-muntah.
5. Apa keuntungan dari penanggulangan ileus obstruktif secara dini?
Jawab :
· Bila penderita harus dioperasi, maka operasi dijalankan pada saat keadaan umum penderita optimal
· Dapat mencegah strangulasi yang terlambat.
· Mencegah laparotomi negatif.
· Penderita mendapat tindakan operatif yang sesuai dengan penyebab obstruksinya.
6. Di mana lokasi ileus obstruktif?
Jawab :
  • Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum
  • Letak Tengah : Ileum Terminal
  • Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum
7. Apa diagnosis/gejala klinis ileus obstruktif?
Jawab :
Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada penyebab obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan menetap. Ileus obstruksi ditandai dengan gejala klinis berupa nyeri abdomen yang bersifat kolik, muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri perut dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak menjalar. Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit dan terdengar semacam “suara” dari dalam perut. Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas (antibiotika). Pada umumnya persiapan penderita dapat sekali. Muntah tidak proyektil dan berbau feculent, warna cairan muntah kecoklatan. Pada penderita yang kurus /sedang dapat ditemukan dan contour atau darm steifung; biasanya nampak jelas pada saat penderita mendapat serangan kolik. Pada saat itu, dalam pemeriksaan bising usus dapat didengarkan bising usus yang kasar dan meninggi (borgorygmi dan metalic sound). Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa gambaran klinik dapat membantu :
1. Rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat menetap, makin lama makin hebat.
2. Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan ascites.
3. Terdapatnya abdominal tenderness.
4. Adanya tanda-tanda yang bersifat umum, demam, dehidrasi berat, tachycardi, hipotensi atau shock.
8. Dalam pemeriksan fisik, tanda apa yang ditemukan pada penderita ileus obstruktif?
Jawab :
  • Inspeksi
    Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.
  • Auskultasi
    Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.
  • Perkusi
    Hipertimpani
  • Palpasi
    Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.
9. Apa yang didapat dari pemeriksaan rectal toucher?
Jawab :
· Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease
· Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma
· Feses yang mengeras : skibala
· Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi
· Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi
· Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis
10. Tanda apa yang didapat dari pemeriksaan radiologi?
Jawab :
Secara klinik obstruksi ileus umumnya mudah ditegakkan. 90% obstruksi ileus ditegakkan secara tepat hanya dengan berdasarkan gambaran klinisnya saja. Pada foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran usus dan hanya 40% dapat ditemukan adanya air fluid level. Walaupun pemeriksaan radiologi hanya sebagai pelengkap saja, namun pemeriksaan sering diperlukan pada obstruksi ileus yang sulit atau untuk dapat memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa pra-bedah. Beberapa tanda radiologik yang khas untuk ileus obstruktif adalah :
· Pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar, penebalan valvulae coniventes yang memberi gambaran fish bone appearance.
· Pengumpulan cairan dengan gambaran khas air-fluid level. Pada obstruksi yang cukup lama, beberapa air fluid level memberikan gambaran huruf U terbalik.
11. Bagaimana penatalaksanaan ileus obstruktif?
Jawab :
Penatalaksanaan ileus obstruktif telah menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Hal ini disebabkan telah dipahaminya dengan tepat patogenesis penyakit serta perubahan homeostasis sebagai akibat obstruksi usus.
Pada umumnya penderita mengikuti prosedur penatalaksanaan dalam aturan yang tetap, yaitu:
  1. Persiapan penderita.
Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosa obstruksi ileus secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang baik, obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita meliputi :
1.Dekompressi usus.
2.Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa.
3.Atasi dehidrasi.
4.Mengatur peristaltik usus yang efisien berlangsung selama 4-24 jam sampai saatnya penderita siap untuk operasi.
  1. Operatif.
    Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.
b.Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat obstruksinya maupun kondisi sebelum sakit.
c. Apakah ada risiko strangulasi.
i. Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada obstruksi ileus yang ditolong dengan cara operatif pada saat yang tepat, angka kematiannya adalah 1% pada 24 jam pertama, sedangkan pada strangulasi angka kematian tersebut 31%.
12. Bilamana dilakukan tindakan operasi?
Jawab :
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah sepsis sekunder. Operasi dilakukan dengan mengingat beberapa kondisi atau pertimbangan. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomi.
13. Apa komplikasi dari ileus obstruktif?
Jawab :
Komplikasi dari ileus obstruktif antara lain terjadinya nekrosis usus, perforasi usus, Sepsis, Syok-dehidrasi, Abses Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi, Pneumonia aspirasi dari proses muntah, gangguan elektrolit, meninggal
14. Bagaimana tindakan bedah yang dilakukan pada ileus obstruktif?
Jawab :
  1. Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
  2. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang “melewati” bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
  3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.
  4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja, lalu dilakukan reseksi usus dan anastomosis.
15. Apa yang terjadi pasca operasi bedah ileus obstruktif?
Jawab :
Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi usus yang masih ada. Pada tindakan operatif dekompressi usus, gas dan cairan yang terkumpul dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan sama sekali oleh karena mengandung banyak bahan-bahan digestif yang sangat diperlukan. Pasca bedah tidak dapat diharapkan fisiologi usus kembali normal, walaupun terdengar bising usus. Hal tersebut bukan berarti peristaltik usus telah berfungsi dengan efisien, sementara ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali belum baik.
Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai diare pasca bedah. Tindakan dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit serta menjaga keseimbangan asam basa darah dalam batas normal tetap dilaksanakan pada pasca bedahnya. Pada obstruksi yang lanjut, apalagi bila telah terjadi strangulasi, monitoring pasca bedah yang teliti diperlukan sampai selama 6 – 7 hari pasca bedah. Bahaya lain pada masa pasca bedah adalah toksinemia dan sepsis. Gambaran kliniknya biasanya mulai nampak pada hari ke 4-5 pasca bedah. Pemberian antibiotika dengan spektrum luas dan disesuaikan dengan hasil kultur kuman sangatlah penting.
16. Apa prognosis dari ileus obstruktif?
Jawab :
Saat operasi, prognosis tergantung kondisi klinik pasien sebelumnya. Setelah pembedahan dekompresi, prognosisnya tergantung dari penyakit yang mendasarinya.
17. Apa diagnosis banding dari ileus obstruktif?
Jawab :
Diagnosis banding dari ileus obstruktif adalah ileus paralitik.
18. Apakah dasar pengobatan dari ileus obstruktif?
Jawab :
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal
19. Bagaimana terapi/pengobatan ileus obstruktif yang diberikan secara farmakologis?
Jawab :
Pemberian obat-obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
20. Apa yang perlu diperhatikan dalam resusitasi pada pasien dengan ileus obstruktif?
Jawab:
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda – tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda-tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan mengurangi distensi abdomen.
DAFTAR PUSTAKA
Nettina, Sandra M. 1997. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC.
Mana, Niko M; Kartadinata, H. 1983. Obstruksi Ileus di Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta : EGC.
Price, S.A. 1994. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Sjamsuhidrajat, R; De Jong, Wim. 2003. Buku Ajar-Ilmu Bedah. Jakarta:EGC.
http://medlinux.blogspot.com/2007/09/ileus.html.

About Me

Ini adalah Blog pertama saya dan saya hanyalah seorang yang sedang belajar,.jadi mohon kritik dan sarannya,.

Statistik


Created by: cEk mBuk'z™
close
cbox